Salut Merdeka Pemalang, Promosi Tiada Henti
Pada 1988 Winaryoto menjadi guru SD di Pemalang selama 11 tahun hingga kemudian mengajar di SMP. Selepas menjadi sarjana dari Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Panca Sakti Tegal pada 1992, ia tetap menjadi PNS. Untuk menambah penghasilan, ia juga menekuni berbagai bisnis, di antaranya adalah pengadaan kavling tanah, juga bidang konveksi.
Namun segala rintisan di bisnis itu mencapai puncak,
bukan cuma rugi, tapi pailit pada akhir 2010. Ia kemudian menelepon koleganya
Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah di Semarang. Win, panggilan karib Winaryoto, lantas
menjadi Pembina Pokjar Kabupaten Pemalang hingga kemudian mengelola Pokjar
Merdeka Ulujami, Pemalang.
Awal mengelola Pokjar Merdeka Ulujami pada Januari
2011,Winaryoto yang menyelesaikan program magister administrasi dari
Universitas Tujuhbelas Agustus Semarang pada 2015 itu berhasil merekrut 54
mahasiswa dengan dua jurusan yakni PGSD dan D2 Perpustakaan. Secara perlahan
Pokjar yang dipimpinnya bertumbuh.
“Setiap semester paling tidak bertambah sekitar 50-an
mahasiswa baru,” tutur Drs Winaryoto, MA, Kepala Salut Pemalang. Kunci dari
pengembangan Salut yang ia pimpin adalah tiada hari tanpa promosi. Promosi yang
dilakukan bermacam-macam, via brosur, iklan radio, ekspose media cetak Suara
Merdeka, media sosial, pemasangan spanduk, baliho.
“Kami juga melakukan sosprom ke instansi-instansi, juga ke komunitas seperti sepeda sehat. Kegiatan yang dilakukan diunggah ke medsos, entah facebook atau instagram,” kata lelaki kelahiran 26 Februari 1966 itu.
“Saya setiap hari berpromosi di akun media sosial, bahkan
untuk IG saya mengunggah dua konten, khusus tentang UT,” tuturnya. Khusus untuk
IG, ia bahkan rela merogoh kocek hingga Rp 750 ribu rupiah kepada jasa yang
mengurus konten tersebut.
Upaya yang dilakukan itu membuahkan hasil bagus. “Saya bisa menjaring tiga mahasiswa dari
Malaysia dan seorang dari Italia, belum termasuk yang dari luar kota seperti
Banjarmasin dan Samarinda,” katanya kemudian.
Intinya, ia bakal terus aktif di medsos, kecuali (khusus
IG) akhir pekan saban Sabtu atau Minggu. Selama sepekan Winaryoto rajin menulis
di FB.
Ia juga rajin menyambangi kelompok yang diikutinya seperti klub sepeda onthel. “Bahkan tak cuma di medsos, di kegiatan sehari-hari, saya selalu berpromosi tentang UT,” katanya.
Ia berusaha untuk tidak kudet alias kurang update terhadap perkembangan zaman. Ia seringkali
narsis dengan berupaya membuat foto atau video meski dengan menggunakan
handphone. Hasil rekaman video itu ia unggah di akun pribadi atau akun resmi
Salut Merdeka Pemalang di IG @ut_merdekapemalang.
Pokjar Merdeka Ulujami kemudian naik kelas menjadi
Salut pada Juli 2019. Hingga kini tercatat ada sekitar 450 mahasiswa aktif.
Mahasiswa yang cuti, menurut Winaryoto, sekitar 200-an mahasiswa. Hingga 2014
Pokjar Merdeka Ulujami menginduk atau di bawah koordinasi UPBJJ Purwokerto,
namun kemudian pindah ke UPBJJ Semarang.
Saat ini, Salut Merdeka Pemalang ada satu kelas khusus S1 Ilmu Hukum bagi para tenaga medis dan dokter, selain tiga kelas bagi anggota Polri. “Buat tenaga medis dan dokter ikut jurusan ilmu hukum, mungkin selain biar ngerti hukum agar tidak diakali. Di antara dokter yang kuliah hukum di Salut kami, ada tiga yang menjadi direktur RSUD kuliah S2 Ilmu Hukum,” tutur lelaki dua anak itu tersenyum.
Selain itu, Winaryoto bilang bahwa di antara mahasiswa
hukum itu adalah Wakapolres Magelang. Ia mengaku, dengan dibantu empat staf,
Salut Merdeka Pemalang bisa memberi layanan prima kepada mahasiswa dan
masyarakat Pemalang.
Beberapa kali mahasiswa UT di Salut Merdeka Pemalang menyabet penghargaan baik di tingkat UPBJJ, bahkan di tingkat pusat. “Pada semester 2015.1 menjadi terbaik se Indonesia yang diraih Muhammad Sidik dari jurusan S1 Ilmu Pemerintahan yang lulus dalam tujuh semester dengan IPK 3,98. Semestara 30 dari 46 mahasiswa lainnya lulus tercepat,” tutur Win bangga.
Meski begitu, masa pandemi Covid 19 ini pun dikeluhkan
Winaryoto. Ia bilang, sosprom yang dilakukan jadi tidak maksimal karena mesti
mematuhi protokol kesehatan. Meski begitu, ia menyiasatinya secara online.
Komposisi mahasiswa di Salut Merdeka Pemalang, 80 persen karyawan, sisanya
adalah non karyawan.
Sebenarnya, cerita Winaryoto, ia ingin ada mahasiswa
yang datang dari mendapatkan bea siswa bidikmisi. Meski begitu, ia justru
berkeinginan kuat agar program pemerintah Kartu Kuliah Gratis yang dicanangkan
Presiden Joko Widodo bisa didapatnya. “Salut Merdeka sanggup mengelola
mahasiswa penerima Kartu Kuliah Gratis,” katanya.
Bukan tanpa alasan Winaryoto menggantang angannya itu,
sebab Salut Merdeka Pemalang segera memiliki gedung sendiri yang kini tengah
dalam proses pembangunan di atas tanah 120 meter persegi. “Selama ini kami
menumpang di SMK Negeri 1 Pemalang, nantinya kami bakal memakai gedung sendiri
dengan tujuh kelas, sekarang baru jadi tiga kelas. Semoga cepat rampung
pembangunannya,” ujarnya berharap. (Krisman Purwoko)
Tidak ada komentar