Salut Pusaka Utama; Link and Match Dunia Industri
Jalan nasib, bisa jadi, yang kemudian menuntun Dr.Heni Hayat M.M.Si mendirikan Sentra Layanan Universitas Terbuka (Salut). Ceritanya, ibu empat anak perempuan ini pada tahun 2017 hendak menuju Jasinga, tetiba ia melihat kantor UPBJJ Bogor.
Ia sempatkan mampir. Heni lantas dijelaskan tentang,
katakanlah, semacam product knowledge
UT. Nenek lima orang cucu ini tertarik. Kemudian ia disarankan untuk membuat
Pokjar.
Karena dirasa pijakan hukumnya tidak sekokoh Salut, ia
menampiknya. “Saya tertarik dengan Salut, saya kepingin mendirikannya, maka
berdirilah Salut Pusaka Utama di Kota Wisata, Cibubur pada Juni 2017 dengan
jumlah mahasiswa pertama kali dirikan adalah 88 orang,” tuturnya kemudian.
Bagi perempuan yang selama 30 tahun menjadi konsultan
pendidikan dan pengajar di beberapa perguruan tinggi ini, kurikulum dan modul
yang dipunyai UT bagus. “Tapi orientasi mahasiswanya masih ijazah –walaupun di
perguruan tinggi lain juga berorientasi yang sama— belum berorientasi pada
proses. Saya mendirikan Salut cuma berupaya
membantu mereka untuk lebih merasa bangga dan mencintai almamater,’ katanya.
“Kepada mahasiswa UT saya selalu menekankan bahwa
kalian harus bersyukur atas bantuan pemerintah karena telah membangun perguruan
tinggi negeri dengan kualitas bagus untuk mahasiswa yang punya waktu terbatas,”
tuturnya.
Heni bilang, Salut yang mereka dirikan berusaha
meluaskan segmentasi yang lebih tinggi, menengah atas, itu sebabnya ia
melakukan sosprom kepada sekolah-sekolah yang dikenal oleh masyarakat bergengsi
atau populer. “Bagi kami, mereka itu kan mau membeli pride, UT itu kan brand-nya
sudah jadi. Sebagai PTN, UT mestinya sejajar dengan PTN lainnya, nah saya
kepingin mahasiswa UT punya kebanggaan itu,” ujarnya.
Di antara upaya itu, saat mendirikan Salut Cikarang dengan jumlah 58 mahasiswa yang Juni lalu didirikan, Heni telah menandatangani MoU dengan dunia industri. “Ada 12 perusahaan sudah meneken MoU dengan kami untuk melakukan link and match, di belakangnya sudah antre puluhan. Eksekusi lanjutan masih menunggu pandemi,” katanya bangga.
Dalam empat tahun ke depan, menurutnya, lulusan UT
dari semua Salut yang didirikannya bakal terserap oleh dunia industri. “Tentu
saja dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh mereka. Untuk tahap pertama,
mereka sepakat untuk menerima magang pekerja dengan skill tertentu,” kata dosen London School of Public Relation itu.
Untuk itu, kelak Heni bakal memberikan semacam soft skill kepada mahasiswa UT. “Saya sedang
berupaya melakukan listing kebutuhan
pelatihan pegawai hingga siap pakai, daripada perusahaan yang melaksanakan
pelatihan biar kami yang melakukannya,” kata perempuan kelahiran 22 Mei 1968
itu.
Ia berharap Salut Cikarang, karena menempati bangunan
luas, bisa mencapai 1.000 mahasiswa dalam tempo yang tidak lama. Begitu juga
dengan Salut Kota Wisata yang saat ini mengelola 411 mahasiswa pun bakal
mengembangkan bangunan dengan membeli bangunan di sebelahnya, tempat Salut Kota
Wisata berdiri.
“Semoga bisa segera terwujud agar kami bisa
menyelesaikan pekerjaan rumah mahasiswa UT yakni soal budaya online karena mereka masih butuh mentor, masih punya
persoalan dengan manajemen diri sendiri. Di sinilah tugas Salut untuk
membimbing. Kelak saya juga akan membangun satu Salut lagi, hitung-hitung ikut
membantu program pemerintah,” tutur Heni.
Saat ini Salut Pusaka Utama Kota Wisata menempati gedung milik sendiri dengan luas bagunan 180 m2 dengan fasilitas 3 kelas, 1 lab komputer kapasitas 25 unit,1 ruang tutor, 1 ruang serbaguna dan musolah dengan fasilitas free wifi dan full AC.
Sementara Salut Pusaka Utama Cikarang
yang berdiri Juni 2020 menempati gedung milik sendiri dengan luas tanah 600m2 dan
bangunan 1325 m2, dengan fasilitas 11 ruang kelas, 3 lab komputer kapasitas masing-masing
60 unit, 1 ruang tutor, 1 ruang
serbaguna, 1 kanting, 1 perpusatkaan, 1 ruang akademik dan musolah dengan free wifi dan full AC. (Krisman Purwoko)
Mantap dan semangat buat SALUT Pusaka Utama Cikarang...🙏🙏👍
BalasHapus